Kab. Situbondo

0
10011

I.Pendahuluan

Secara geografis Kabupaten Situbondo terletak antara 7o 35’ – 7o 44’ LS dan 113o 30’ – 114o 32’ BT, dimana disebelah utara berbatasan dengan Selat Madura, sebelah Timur berbatasan dengan selat Bali, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bondowoso dan Banyuwangi, Sebelah barat berbatasan dengan Probolinggo. Luas wilayah Kabupaten Situbondo adalah 1.638,50 km dan jumlah penduduk sampai dengan akhir tahun 2007 mencapai 638.537 jiwa dengan pertumbuhan rata-rata 0,53 persen pertahunnya.

Kabupaten Situbondo mempunyai ketinggian antara 0 – 1.250 m/dpl, temperatur tahunan 24,7oC – 27,9o C, dengan 3-4 bulan basah dan 8 s/d 9 bulan kering pertahun (puncak musim kering antara Juli – Sepetember), serta curah hujan rata-rata pertahun 994 – 1503 mm.Tipe iklim di wilayah Kabupaten Situbondo adalah tipe iklim E dan F. Jenis tanah di Kabupaten Situbondo berkisar antara Aluvial (24.239 Ha), Regosol (6.189 Ha), Gleysol ( 19.784 Ha), Renzina ( 7.309 Ha), Grumosol (26.719 Ha), Mediteran (34.687 Ha), Latosol (35.252 Ha), dan Andosol (9.671 Ha).

Jumlah tanaman mangga di Kabupaten Situbondo sampai Triwulan II tahun 2009 sebanyak 651.568 pohon dan tanaman anggur sebanyak 8. 276 pohon.

II.Identitas Komoditi (Mangga)

Komoditas

Varietas

Ciri2 umum Varietas (warna, rasa, aroma)

Kecamatan

Waktu tanam

Puncak panen

Mangga

Manalagi 69

Warna kulit hijau tua kelabu, rasa manis tapi bagian ujung terasa asam, aroma harum

Sbr malang

Jt Banteng

By Glugur

Besuki

Suboh

Mlandingan

Oktober s/d

Pebruari

September s/d

Oktober

 

Manalagi

Warna kulit kuning dengan ujung hijau, rasa manis, aroma harum

Bungatan

Kendit

Panarukan

Situbondo

Mangaran

Oktober s/d

Pebruari

September s/d

Oktober

 

Arum manis/ gadung 143

Warna kulit hijau tua kekuningan, rasa manis tp ada rasa asam dibagian ujung, aroma harum

Panji

Kapongan

Arjasa

Jangkar

Asembagus

By.Putih

Oktober s/d

Pebruari

September s/d

Oktober

 III.Profil Wilayah Sentra

1.Kondisi lahan dan Agroklimat

No

Kecamatan

Lahan

Agroklimat

Jenis Tnh*)

Topografi

Ph

Jml bln bsh & kering

Tinggi

tempat (m dpl)

Rata2 Curah Hujan (mm)

Kelem-baban

Suhu (oC)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

Sumbermalang

Jatibanteng

Banyuglugur

Besuki

Suboh

Mlandingan

Bungatan

Kendit

Panarukan

Situbondo

Mangaran

Panji

Kapongan

Arjasa

Jangkar

Asembagus

Banyuputih

 

2 – > 40

2 – > 40

0 – > 40

0 – > 40

0 – > 40

0 – > 40

0 – > 40

0 – > 40

0 – 40

0 – 40

0 – 40

0 – 2

0 – 14

0 – > 40

0 – > 40

0 – > 40

0 – > 40

6 – 7

6,5 – 7

7

6

6,2

6,5

6

6,5

6,5 – 7

6,5

6

 

100 – 1.223

100 – 1.000

0 – 500

0 – 500

0 – 500

0 – 1.000

0 – 1.250

0 – 1.000

0 – 500

0 – 500

0 – 50

0 – 500

0 – 100

0 – 1.000

0 – 500

0 – 1.000

0 – 1.227

157.25

112.83

87.91

89.33

79.00

76.40

65.42

66.75

112.58

26.16

68.50

78.00

78.17

88.08

0

40.92

50.50

 

 

 

 

 

Rata2

89,94 – 82,12

 

 

 

 

 

 

Rata2 28,48 – 26,85

 

 

 

 

 

 

 

 

2.Data Panen dan Produktivitas


3.Data Perkembangan Tanam, Tanaman yang Menghasilkan dan Produksi ( 2 Tahun terakhir)


4.Data Potensi lahan yang dikembangkan untuk komoditas hortikultura

No

Komoditas

Kecamatan

Luas Areal (Ha)

Keterangan

1

Belimbing

Banyuputih

3 Ha

Sudah dikembangkan

2

Pisang

Bungatan

Mlandingan

2 Ha

2 Ha

Rencana pd th. 2010

3

Melon

Panarukan

40 Ha

Jml Ha / tahun

4

Cabe Rawit

Jangkar

100 Ha

Jml Ha / tahun

 

5.Hama Penyakit yang menyerang komoditas unggulan dan upaya pengendaliannya.

  1. Mangga
  • Lalat buah

Pengendalian :

          Penyemprotan dengan larutan Tracer 0,2 Cb

          Menanam tanaman selasih atau pengasapan

          Penggunaan Metil Eugenol (Perangkap Antraktan)

  • Trips

          Penyemprotan dengan Marshall

          Musuh alami Tripoctenus Bohi

          Penggunaan Metil Eugenol (Perangkap Antraktan)

 

  • Antraknosa

          Penyemprotan dengan Mancozeb + 0,2% Dicotophos + 2 gr pupuk daun / liter diulang 7 – 10 hari kemudian

          Sanitasi kebun, pengasapan dan pemangkasan setelah panen.

6.   Sumber air untuk mengairi produk u
nggulan

Kebanyakan mangga di Kabupaten Situbondo berada di daerah tegal (tadah hujan) dan di pekarangan. Untuk tanaman mangga yang berada di pekarangan biasanya menggunakan air sumur sebagai sumber pengairan. Sedangkan kebun mangga yang diairi berasal dari irigasi, namun terbatas.

7.Dukungan Sarana dan Prasarana di Kabupaten Situbondo

IV.Profil Usaha Tani

No

Uraian

Isian

1

2

3

ON FARM

1

SOP & GAP

1. Sudah memiliki SOP : ya

2. Sudah menerapkan GAP : ya

2

Bibit

– Hibrida / non hibrida

– Varietas : Gadung 21

– Jml benih / ha : 100 pohon (dengan jarak tanam : 10m x 10 m)

– populasi tanaman / ha : 100 tanaman

3

Budidaya

Intensif / semi intensif : Semi intensif

4

Pemupukan / ha / sekali tanam

* Mono     Urea       : 60 kg/ha atau 600 gr per tnm

                   SP 36     : 40 kg      atau   400 gr per tnm

                   KCl         : 60 kg     atau   600 gr per tnm

 

 

* Majemuk

 

 

* Jenis pupuk daun

 

 

* ZPT yang digunakan

 

 

* Pupuk organik : Bokhasi ( 80 kg/ha)

 

 

* Dolomit

 

 

* Cara pemberian pupuk : ditaburkan/dikocorkan, dll (jelaskan) :

Membuat lingkaran parit di bawah kanopi/ membuat lubang parit di dua sisi

 

 

* Waktu pemberian : 2 kali

   (pembibitan, persiapan lahan, penanaman, pembungaan,

   pembuahan, dll) :

   Pupuk dasar : Bokhasi, diberikan dibawah lingkar kanopi

   Pupuk susulan :

5

Pengendalian OPT

* OPT (hama) yang menyerang :

a. Hama : Kutu Putih

     – Bag. tanaman yang diserang : daun dengan mengisap cairan

     – Pengendalian :

       – Cara kimia : penyemprotan dengan larutan Fentrin 1 ltr/hr

       – Cara biologi : pengasapan

       – Cara mekanis :   Memotong cabang dan daun yang terserang dan membakar

 

 

b. Hama : lalat Buah

     – Bag. tanaman yang diserang : Kulit buah

     – Pengendalian :

       – Cara kimia : penyemprotan dengan larutan tracer 0,2 Cb

       – Cara biologi : menanam tanaman selasih, pengasapan

       – Cara mekanis : Sanitasi lingkungan, pengasapan dan penggunaan perangkap antraktan (ME)

 

 

c. Hama : Trips

     – Bag. tanaman yang diserang :   Permukaan daun, malai bunga dan buah muda

     – Pengendalian :

       – Cara kimia : penyemprotan dengan Marshall

       – Cara biologi : dengan musuh alami Tripoctenus bohi

       – Cara mekanis :   Membungkus buah dengan kertas

                                     Menggunakan Metil Eugenol (ME)

 

 

d. Hama : dan lain-lain Wereng, Kepik

    

6

 

* OPT (penyakit ) yang menyerang :

a. Penyakit : Antraknosa

     – Bag. tanaman yang diserang : daun

     – Pengendalian :

       – Cara kimia :

           Caranya   : penyemprotan dg fungisida Mancozeb + 0,2 % dicotophos + 2 g pupuk daun/ltr air dd selang waktu 7-10 hr      

       – Cara biologi : –

       – Cara mekanis : sanitasi kebun, pembakaran dan pemangkasan setelah panen, pembungkusan buah

 

 

b. Penyakit : Embun Jelaga

     – Bag. tanaman yang diserang : daun dan ranting

     – Pengendalian :

       – Cara kimia : Fungisida

         Caranya     : Penyemprotan

       – Cara biologi :

       – Cara mekanis : Pemotongan cabang dan daun yang terinfeksi

 

 

c. Penyakit : Diplodia

     – Bag. tanaman yang diserang : batang

     – Pengendalian :

       – Cara kimia : Bubur california 0,5 gr/lt air

         Caranya   : Mengoleskan bubur pada batang

       – Cara biologi : Mengoleskan dg agens antagonis

Trichoderma sp

     – Cara mekanis : Potong pohon/ca
bang/ranting yang terserang, pemangkasan, membakar tanaman

7

Pengairan

a. Sistem irigasi : teknis , tadah hujan  

 

 

 

8

Pemeliharaan

1. Pemangkasan : ya

     a. Pemangkasan utk sanitasi : ya   (1 kali),

        waktu pangkas : setelah panen

 

     b. Pemangkasan pengurangan cabang : ya

         Waktu pangkas : setelah panen

         Cara pangkas :

1.   Membuang cabang- cabang atau tunas liar yang tumbuh tidak pada tempatnya harus dibuang. Demikian pula cabang- cabang air, ranting atau tunas yang sakit dipangkas agar mahkota daun memperoleh penyinaran matahari.

2. Memangkas cabang yang bersudut kecil, cabang dan ranting yang terserang hama dan penyakit, tunas air.

3. Membuang dahan dan ranting yang rapat, bersilangan atau tersembunyi/ terlindung.

4.   Memangkas tajuk bagian atas yakni mundur satu ruas ujung ranting (terminal) bekas buah dipangkas, agar dapat mempertahankan ketinggian optimal tanaman (3 meter).

5.   Memangkas dahan dan ranting yang eprtumbuhannya ke arah dalam tajuk atau ke arah bawah.

     c. Pemangkasan penjarangan buah : ya

         Berapa yang dipelihara : 2 – 3 buah per tandan.

         Waktu pangkas : dilakukan pada saat buah berukuran sebesar bola pingpong

         Cara pangkas :

  1. 1. Memilih buah yang akan dibuang (ukuran kecil, tidak sehat, abnormal) dalam satu malai.
  2. 2. Buah yang akan dipelihara mempunyai bentuk buah yang baik dan bebas dari hama dan penyakit serta menyisakan 2 -3 buah.
  3. 3.Memotong tangkai buah yang tidak baik dengan mengggunakan gunting pangkas.

2. Pembungkusan buah : ya / tidak (tergantung permintaan pasar)

   Caranya :

  1. 1.Diperlukan satu lembar kertas koran untuk pembuatan kantong pembungkus buah.
  2. 2.Kertas tersebut dilipat jadi dua dan sisi- sisi yang terbuka dilipat kemudian distaples, demikian juga untuk bagian bawah pembungkus.
  3. 3.Sebelum dilakukan pembungkusan pada buah mangga, terlebih dahulu kantong pembungkus tersebut dikembangkan dengan cara ditiup.
  4. 4.Kemudian buah dimasukkan kantong, tutup bagian atas dilipat dan distaples.
  5. 5.Menjelang waktu panen kantong dibuka pelan- pelan untuk mengetahui kematangan buah didalamnya. 

9

Panen

* Waktu panen / penentuan saat panen :

   – Bekas tangkai buah yang rontok kelihatan mengering seluruhnya.

–   Lekukan ujung buah rata/ hampir hilang.

–   Pori- pori merata.

–   Lapisan lilin mulai menebal pada permukaan buah.

–   Cabang tangkai buah telah kering 65%.

–   Buah tidak berbunyi nyaring bila disentil.

–   Umur buah 105 – 110 hari setelah bunga mekar.

 

 

* Cara panen :

– Saat pemetikan, brongsong dan tangkai buah diikutkan. Tangkai buah disisakan sepanjang + 10 cm. (untuk mencegah agar buah tidak terkena getah).

– Buah yang masih dibungkus diletakkan dalam boks plastik (alat pengumpul sementara dilapangan) dengan posisi tangkai menghadap ke bawah sampai getah habis.

   –   Usahakan getah dari tangkai tidak mengotori buah.

   – Buah dalam wadah kemudian bungkusnya dibuka dan diletakkan pada keranjang yang terbuat dari plastik (< 20 kg) yang beralas kertas ditata serta diletakkan ditempat yang teduh dan ditutup.

 

 

* Perlakuan setelah panen (disimpan di wadah, penyusunan di

   Wadah, pengangkutan ke gudang dicuci, dll, jelaskan) :

– Buah dimasukkan dalam keranjang plastik.

     – Keranjang ditumpuk secara hati- hati (maksimum 8 tumpuk) dengan pembatas antara keranjang.   

OFF FARM

1

Pasca panen dan pengolahan

Dilakukan tindakan , meliputi :

* Sortasi (berdasarkan kelas buah/tk pemasakan)

   Caranya   :

– Memisahkan antara buah mangga yang baik dengan buah yang tidak baik, kemudian memotong   tangkai buah yang disisakan pada saat pemetikan/ panen.

– Buah yang terseleksi diletakkan dikeranjang yang beralas kertas dengan koran.

– Ditata maksimum 8 tumpukan, posisi tangkai menghadap ke bawah.

 

 

* Grading (kelas A, B, C dan lainnya, jelaskan :

   Kualitas A : 450 – 550 gram     ( 2 buah/kg)

   Kualitas B : 350 – < 450 gram   ( 3 buah/ kg)

   Kualitas C : 250 – < 350 gram/ buah (4 buah/kg)

 

 

* Pengemasan

   Menggunakan : peti kayu untuk 40 – 50 kg

   Berukuran : 60 cm x 40 cm x 30 cm

* Penyimpanan : Gudang yang bersih

2

Pemasaran

* Bentuk produk

 

– Buah segar

 

* Tujuan pasar

– Pasar lokal : 5 %

– Pasar luar kabupaten :35 %

– Pasar ke propinsi : 60   %

 

* Jarak pasar

Antar kecamatan berkisar : 15 – 30 km

 

 

 

3

Harga

– Harga ditingkat petani : Rp.1500,-/kg – Rp. 2000,-/kg

– Harga di pengumpul desa : Rp. 2.500,-/kg

– Harga di pengumpul kab : Rp. 3.000,-/kg

– Harga di pasar kab : Rp. 4.000,-/kg – Rp.5.000,-/kg

– Harga di supermarket kab : Rp. 5.000,-/kg

– Harga sesuai kualitas :

   a. Kualitas A :   3.500 Rp/kg

   b. Kualitas B :   3.000 Rp/kg

   c. Kualitas C :   2.500 Rp/kg

   d. Kualitas D :   1500 – 2000 Rp/kg

4

Rantai pemasaran

1. Petani    Konsumen

2. Petani    Pengecer                  konsumen

3. Petani    Pengumpul               konsumen

4. Petani    Perusahaan mitraan  konsumen

5. Petani    Pengumpul lokal       pengumpul besar     pasar        konsumen

6. Petani    Pengumpul lokal      pengumpul besar      pasar        Pengecer           konsumen

5

Analisa Kelayakan Usaha Tani/

Ha.

 

 

* Skala Usaha

Populasi 100 phn/ha

 

* Biaya Produksi

Rp. 1.500.000,- /ha

 

* Nilai Produksi

2500 kg x Rp.3.500,- = Rp. 8.750.000,-/ha

 

* Keuntungan

Rp. 7.250.000,-/ha

 

* BC Ratio

1 : 5

 

* BEP

428,57 kg

 

V.Profil Kelembagaan

1.Kelembagaan

No

Kecamatan

Jml Usaha kecil & menengah

Jml Koperasi

Jumlah Pengusaha besar

1.

 

 

 

 

 

2.Bentuk rantai pemasaran

  • Petani         konsumen
  • Petani         Pengecer           Konsumen
  • Petani         Pengumpul        Konsumen
  • Petani         Pengumpul lokal             Pengumpul besar           pasar          konsumen
  • Petani         Pengumpul lokal             Pengumpul besar           pasar          pengecer              Konsumen

3.Petugas Pertanian Lapangan

PPL                   :   75   orang

      Mantan             :   17   orang

PHP                  :   14   orang

      THL TB             :   44 orang

4.Kelompok Tani

No

Kecamatan

Jml Klp Tani

Jml Petani

Jumlah Usaha

1.

Kendit

4

42

2

2.

Panarukan

1

20

2

3.

Situbondo

1

64

3

4.

Mangaran

1

100

2

5.

Panji

2

41

2

6.

Kapongan

1

33

2

7.

Arjasa

12

479

3

8.

Jangkar

8

289

1

9

Asembagus

1

60

1

 5.Gapoktan

No

Kecamatan

Jml Klp Tani

Jml Petani

Jumlah Usaha

1.

Baso

19

768

2

2.

Melati

4

98

2

3.

Manalagi

4

146

3

 

 

  1. VI.PROFIL PERUSAHAAN MITRA
  2. 1.Pemasaran

No

Nama Pedagang Pengumpul

Jenis Pengumpul

Kapasitas Tampung

1 Thn (Ton)

Harga*)

(Rp)

Cara Bayar

1

P. Jas

P. Kecil

60

1.200-5.000

Tunai

2

P. Agus

P. Kecil

60

1.200-5.000

Tunai

3

P. Anwar

P. Kecil

60

1.200-5.000

Tunai

4

P. H. Enjo

P. Kecil

20

1.200-5.000

Tunai

5

P. Rofiki

P. Sedang

150

1.200-5.000

Tunai

6

P. Sukron

P. Sedang

210

1.200-5.000

Tunai

7

P. Rio

P. Sedang

150

1.200-5.000

Tunai

8

P. Sahari

P. Sedang

150

1.200-5.000

Tunai

9

B. Sari

P. Sedang

150

1.200-5.000

Tunai

10

H. Malik

P. Sedang

150

1.200-5.000

Tunai

1

Ach. Sunardi

P. Sedang

150

1.200-5.000

Tunai

12

P. Nurwianto

P. Sedang

150

1.200-5.000

Tunai

13

P. Reno

P. Sedang

150

1.200-5.000

Tunai

14

H. Taufik

P. Sedang

150

1.200-5.000

Tunai

15

P. Totok

P. besar

450

1.200-5.000

Tunai

16

H. Kus

P. besar

450

1.200-5.000

Tunai

17

P. Sunoto

P. besar

450

1.200-5.000

Tunai

18

Suherman

P. besar

1400

1.200-5.000

Tunai

 

  1. VII.Masalah Kritikal
    1. 1.Kurangnya teknologi peningkatan produksi buah pada saat off season.
    2. 2.Kurang optimalnya sarana dan prasarana yang dimiliki oleh petani/kel. Tani
    3. 3.Pada umumnya petani sulit mematuhi ketentuan/kesepakatan yang telah ditetapkan oleh kelompok terutama dalam hal pencatatan
    4. 4.Terjadinya fluktuasi harga yang cukup mencolok pada saat panen raya.

 

  1. VIII.Saran / Rekomendasi untuk Pengembangan ke Depan
    1. 1.Perlu adanya penumbuhan penangkar benih/ bibit hortikultura dan diperlukan pembinaan secara terus menerus
    2. 2.Sosialisasi penerapan GAP di kelompok tani di tiap-tiap kecamatan lebih diintensifkan
    3. 3.Penerapan produk olahan di kelompok tani untuk menghindari harga turun pada saat panen raya
    4. 4.Pemanfaatan sarana dan prasarana dikelompok tani serta alat olahan mangga
    5. 5.Perlu adanya modal yang berkelanjutan dan digulirkan dikelompok tani
    6. 6.Pembinaan di tingkat kelompok tani yang berkesinambungan dan berkelanjutan dengan instansi terkait
    7. 7.Informasi akses pasar dan diusahakan adanya terminal agribis.

 

B. IDENTITAS KOMODITI

 

Komoditas anggur yang dikembangkan di Kabupaten Situbondo pada umumnya terdiri dari 2 (dua) varietas yaitu Prabu Bestari dan Alphonso Lavalle. Adapun ciri-ciri umum dari 2 varietas tersebut adalah sebagai berikut :

No.

Varietas

Ciri – ciri umum

Kecamatan

Waktu tanam

Puncak panen

1.

Prabu Bestari

Warna buah merah keunguan, rasa manis dan ada sedikit rasa asam, aroma wangi.

Banyuputih

Asembagus

Kapongan

Arjasa

Besuki

Mei s/d Juni

130 – 140 hari setelah pangkas

2.

Alphonso Lavalle

Warna buah hitam, rasa buah masak manis, aroma wangi

100 – 110 hari setelah pangkas

 

C. PROFIL WILAYAH SENTRA

Di Kabupaten Situbondo pengembangan tanaman anggur di mulai tahun 2004 di wilayah kecamatan Banyuputih. Hal ini di awali oleh adanya beberapa petani yang menanam anggur di lahan pekarangan dengan jumlah tanaman sebanyak ± 35 pohon telah berumur 24 tahun dan masih berproduksi ± 4 ton pertahun.

Pengembangan tanaman anggur di Kabupaten Situbondo telah berkembang di 14 kecamatan dengan jumlah populasi ± 8.048 pohon dengan produksi secara keseluruhan 97.9 ton.

Hingga saat ini kelompok tani anggur secara bertahap telah melaksanakan SLPHT (Sekolah Lapang PHT) dan menerapkan teknologi GAP di bawah bimbingan mantri tani dan penyuluh pertanian.

 

  1. Kondisi lahan dan agroklimat.

No.

Kecamatan

< /td>

Lahan

Agroklimat

Jenis Tanah*)

Topografi

Ph

Jml bln bsh & kering

Tinggi tempat (m dpl)

Rata² curah hjn (mm)

Kelembaban

Suhu ( °C )

 

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

 

Sbrmalang

Jatibanteng

Bnyuglugur

Besuki

Suboh

Mlandingan

Bungatan

Kendit

Panarukan

Situbondo

Mangaran

Panji

Kapongan

Arjasa

Jangkar

Asembagus

Banyuputih

 

 

2 – > 40

2 – > 40

0 – > 40

0 – > 40

0 – > 40

0 – > 40

0 – > 40

0 – 40

0 – 40

0 – 40

0 – 2

0 – 14

0 – > 40

0 – > 40

0 – > 40

0 – > 40

0 – > 40

 

 

6 – 7

6,5 – 7

7

6

6,2

6,5

6

6,5

6,5 – 7

6,5

6

 

 

100 -1.223

100 -1.000

0 – 500

0 – 500

0 – 500

0 – 1.000

0 – 1.250

0 – 1.000

0 – 500

0 – 500

0 – 50

0 – 500

0 – 100

0 – 1.000

0 – 500

0 – 1.000

0 – 1.227

 

 

157.25

112.83

87.91

89.33

79.00

76.40

65.42

66.75

112.58

26.16

68.50

78.00

78.17

88.08

0

40.92

50.50

Rata²

89,94 – 82,12

 

Rata²

28,48 – 26,85

 

 

  1. Data Panen dan Produktivitas

No.

Kecamatan

Bulan Panen

Puncak Panen

Rata-rata Produksi

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

1

Sumbermalang

 

 

 

 

 

 

X

X

 

 

X

X

 

 

2

Jatibanteng

 

 

 

 

 

 

X

X

 

 

X

X

 

 

3

Banyuglugur

 

 

 

 

 

 

X

X

 

 

X

X

 

 

4

Besuki

 

 

 

 

 

 

X

X

 

 

X

X

 

 

5

Suboh

 

 

 

 

 

 

X

X

 

 

X

X

 

 

6

Mlandingan

 

 

 

 

 

 

X

X

 

 

X

X

 

 

7

Bungatan

 

 

 

 

 

 

X

X

 

 

X

X

 

 

8

Kendit

 

 

 

 

 

 

X

X

 

 

X

X

Desember

10-30 kg/phn

9

Panarukan

 

 

 

 

 

 

X

X

 

 

X

X

 

 

10

Situbondo

 

 

 

 

 

 

X

X

 

 

X

X

 

 

11

Mangaran

 

 

 

 

 

 

X

X

 

 

X

X

 

 

12

Panji

 

 

 

 

 

 

X

X

 

 

X

X

 

 

13

Kapongan

 

 

 

 

 

 

X

X

 

 

X

X

 

 

14

Arjasa

 

 

 

 

 

 

X

X

 

 

X

X

 

 

15

Jangkar

 

 

 

 

 

 

X

X

 

 

X

X

 

 

16

Asembagus

 

 

 

 

 

 

X

X

 

 

X

X

 

 

17

Banyuputih

 

 

 

 

 

 

X

X

 

 

X

X

 

 

 

3.   Data Perkembangan Tanam, Tanaman yang menghasilkan dan produksi (2 tahun terakhir)

No.

Kecamatan

Perkembangan Tanam (pohon)

Tanaman yang menghasilkan

Produksi ( Ton )

2007

2008

2007

2008

2007

2008

1

Jatibanteng

17

15

10

0,1

2

Banyuglugur

293

312

352

97

2,8

1,3

3

Besuki

329

329

329

5,0

4

Suboh

150

100

1,5

5

Mlandingan

150

6

Bungatan

77

106

7

Kendit

325

8

Panarukan

60

535

40

129

0,6

3,1

9

Situbondo

245

218

230

932

2,3

14,9

10

Kapongan

565

11

Arjasa

187

12

Jangkar

250

13

Asembagus

660

660

259

500

4,0

10,0

14

Banyuputih

4.046

4.246

1.476

4.146

36,9

62,0

 

J U   M L A H

5.727

8.048

2.357

6.243

46,60

97,90

 

4.   Data Potensi Lahan yang dikembangkan untuk komoditas hortikultura

No.

Komoditas

Kecamatan

Luas Areal ( Ha )

Keterangan

1

Belimbing

Banyuputih

3 Ha

Sudah dikembangkan

2

Pisang

Bungatan, Mlandingan

2 Ha

2 Ha

Rencana pd Tahun 2010

3

Melon

Panarukan

40 Ha

Jml Ha/Tahun

4

Cabe Rawit

Jangkar

100 Ha

Jml Ha/Tahun

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

  1. D.PROFIL USAHA TANI

No.

Uraian

Isian

1

2

3

 

ON FARM

1

Asal Bibit

Penangkar

2

Pemupukan

– Jenis Pupuk

 

– Pupuk Kandang

– Pupuk Buatan

Dosis Pupuk (umur 0 bln – 16 bln)

– Pupuk buatan

   – Urea : 2 Kg ; ZA : 1 Kg ; Phonska (NPK) : 0,5 Kg, KNO3, : 0,5 Kg

– Pupuk kandang : 50 Kg

Dosis Pupuk ( umur 16 bln – 20 bln )

– Pupuk kandang / bokashi : 25 Kg

– Pupuk buatan :

   – Urea : 0,5 Kg, ZA : 0,5 Kg, KNO3 : 0,5 Kg.

3

Pengendalian OPT

Hama Penyakit Utama

a. Hama :

1.   Rayap

Cara pengendalian :

–  Menggunakan Furadan dengan dosis 5 gr untuk tanaman kecil (berumur 1 – 3 bln) dan 100 gr untuk tanaman dewasa (berumur > 1 thn), dibuatkan saluran melingkar disekitar batang lalu Furadan dan saluran ditutup lagi dengan tanah.

 

2.   Lalat Buah

Cara pengendalian :

–  Pembungkusan buah dengan kertas koran / karton

–  Penyemprotan dengan pestisida

3.   Kelelawar

Cara pengendalian :

–  Membungkus buah dengan karton

–  Menyemprot buah dengan jus daun mimba + bawang putih

b. Penyakit

1.   Cendawan Tepung (Powdery Mildew)

Cara pengendalian :

– Bagian tanaman yang terserang di potong dan dimusnahkan

–  Mengurangi kelembaban kebun

–  Penggunaan bubur California / tepung belerang

2.   Karat Daun

Cara pengendalian :

–  Bakar daun yang terserang

–  Semprotkan fungisida

–  Semburkan belerang

4

Pengairan

– Sumber pengairan

– Cara penyiraman

 

:           Sumur

:  –     Pengairan dilakukan 2 hari sekali dan pada musim kemarau diberikan 3 hari sekali dengan cara di leb ( menggenangi air disekitar pohon )

          Pengairan dikurangi menjelang panen

          Sebelum pemangkasan, air harus diberikan banyak untuk memacu munculnya tunas

          Begitu juga setelah pemberian pupuk buatan maupun pupuk kandang, air dibutuhkan cukup banyak

5

Pemeliharaan

– Sanitasi kebun

 

 

– Cara pemangkasan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

– Cara Seleksi Buah

 

 

 

 

 

 

 

:  –     Lingkungan tanaman anggur harus di jaga tetap gembur dan bersih dari gulma dan pelaksanaannya dapat disesuaikan dengan situasi lapangan

:  a.   Pemangkasan vegetatif (pangkasan bentuk)

Cara :

–     Tanaman anggur dibiarkan tumbuh dengan 1 batang pokok sampai setinggi para-para, setelah bagian pucuk batang yang kulitnya sudah berwarna kecoklatan dipotong sepanjang 2 – 4 m. Pada batang yang akan muncul 3 – 4 tunas baru dan hanya dipelihara 3 tunas.

–     Tunas yang tumbuh apabila sudah mencapai tinggi 1 m dan kulitnya berwarna kecoklatan dipotong, kemudian tunas yang tumbuh dipelihara 3 tunas saja.

b.   Pemangkasan generatif (untuk pembuahan/produksi)

Cara :

–     Pada pemangkasan pembuahan ini semua daun-daun dirontokkan, sehingga yang tersisa hanya cabang produksi. Cabang-cabang yang kecil/kurang sehat dibuang.

–     Pada pemangkasan ini disisakan 3 -4 mata tunas

 

: –  Untuk mendapatkan kualitas anggur yang baik perlu dilakukan penjarangan buah. Penjarangan akan menghasilkan butiran buah yang seragam besarnya, serta baik kualitasnya. Perlakuan penjarangan adalah sebagai berikut :

   –  Penjarangan pertama saat butiran buah sebesar kedelai, penjarangan sampai 40%

   –  Penjarangan kedua saat butiran buah sebesar jagung, penjarangan sebesar 20% – 25%

6

Panen

– Cara Panen

 

 

 

 

– Waktu Panen

 

:  –     Pemanenan sebaiknya pada pagi hari yang cerah. Saat panen lapisan lilin buah (keputih-putihan) jangan sampai hilang. Lapisan lilin ini berperan untuk menjaga buah anggur tetap segar dan tahan lama

 

    –     Waktu panen anggur tergantung varietasnya, untuk varietas Alphonso lavalle 100 – 110 hari, untuk varietas Prabu bestari berkisar 130 – 140 hari setelah panen.

 

OFF FARM

1

Pasca Panen dan Pengolahan

–   Pasca panen

 

 

:  Bentuk Pengolahan

          Buah yang tidak memenuhi grading dijadikan olahan sirup, selai, manisan, dan bubuk biji anggur

Sarana Pengolahan

2

Pemasaran

–   Bentuk Produk

 

 

 

 

–   Tujuan Pasar

–   Jarak Pasar

–   Cara Pemasaran

–   Pelaku Pasar

–   Rantai Pemasaran

 

:  –     Buah segar

          Sirup

          Selai

          Manisan

          Bubuk biji anggur

:  Besuki, Situbondo, Madura, Bali dan Pandaan

:  1 – 40 km

:  –

:  Pedagang

:  1. Petani   → Konsumen

    2. Petani → Pengecer → Konsumen

 

 

 

  1. E.PROFIL KELEMBAGAAN

1. Bentuk Rantai Pemasaran

1. Petani       Konsumen

2. Petani       Pengecer           Konsumen

 

2. Petugas Pertanian Lapangan

PPL             : 75 orang

Mantan/PPK : 17 orang

PHP                        : 14 orang

THL                        : 44 orang

 

3. Kelompok Tani

No.

Kecamatan

Jumlah Kelompok

Jumlah Petani

Jumlah Usaha

1

2

3

4

5

6

7

8

 

Kendit

Panarukan

Situbondo

Kapongan

Jangkar

Asembagus

Banyuputih

Arjasa

2

2

3

1

5

1

15   orang

50   orang

75   orang

45   orang

125 orang

55   orang

Budidaya

Budidaya

Budidaya

Budidaya

Budidaya

Budidaya

Budidaya

Budidaya

 

4. Profil Kelompok Tani

No.

Nama Kel. Tani

Alamat

Jumlah Anggota

Luas lahan yang di usahakan

Produksi

( Ton )

Kontak Person (Ketua, Telp/HP, dll)

1

2

3

4

 

5

6

7

8

 

Makmur Jaya

Margo Mulyo

Sumber Manis

Anggur Manis

Sumber Waru

Suka Maju

Taruna Jaya

Karya Jaya

Melati II

Kec. Banyuputih

,,

,,

,,

,,

,,

Kec. Kendit

Kec. Kendit

Kec. Kapongan

 

 

 

 

 

 

40

25

30

238

318

315

342

 

274

125

125

187

 

15

15

15

15

 

15

 

 

5. Asosiasi Petani / Pelaku Pasar

No.

Nama Gapoktan / Asosiasi

Alamat

Kel. Tani yang masuk dlm Asosiasi

Kontak Person (Ketua, Telp, HP, dll)

1

 

Asosiasi Petani Anggur Situbondo

Jl. Gunung Ringgit, No. 11 Besuki, Situbondo

160

Hartono, Telp. (0338) 892309

 

 6. Penangkar Benih / Bibit

No.

Kecamatan

Nama Penangkar

Alamat

Komoditas

Benih / Bibit yang diproduksi (batang/th)

1

 

2

 

3

 

Asembagus

 

Banyuputih

 

Besuki

Imam P.

 

Arif Budi S.

 

Hartono

Ds. Awar-awar, Kec. Asembagus

Ds. Sumberejo, Kec. Banyuputih

Ds. Besuki, Kec. Besuki

Anggur

 

Anggur

 

Anggur

 

300 btg / th

 

400 btg / th

 

1.000 btg / th

7.   Pemasaran

Sampai saat ini pemasaran anggur belum menemukan kendala serius, karena anggur telah terjual di tingkat petani, bahkan petani kewalahan memenuhi permintaan konsumen.

 

G.   Masalah Kritikal

  1. Perbenihan

            Kurangnya penangkar benih anggur di Kabupaten Situbondo.

      2.   Teknologi Budidaya

            Teknologi budidaya masih bersifat tradisionil.

      3.   Pasca Panen

            Dalam meningkatkan produksi belum mampu menerapkan teknologi off season.

      4.   Sarana dan Prasarana

            Sarana dan prasarana terbatas.

      5.   Permodalan

            Permodalan petani anggur masih lemah

 

      6.   Kelembagaan

Kelompok tani belum mandiri / kelembagaan lemah.

 

  1. H.Saran / Rekomendasi untuk Pengembangan ke Depan

1.   Perlunya sosialisasi penerapan GAP di kelompok tani lebih diintensifkan.

2.   Penerapan produk olahan di kelompok tani untuk menghindari harga turun pada saat panen raya.

3.   Pemanfaatan sarana dan prasarana dikelompok tani serta alat olahan anggur.

4.   Pembinaan di tingkat kelompok tani yang berkesinambungan dan berkelanjutan dengan instansi
terkait.

            5.   Informasi akses pasar dan diusahakan adanya terminal agribis.

            6.   Memfasilitasi pembentukan asosiasi / gapoktan.

7.   Memfasilitasi penyusunan SOP anggur.