Kab. Jember

0
14760

DATA UMUM

Sebagian besar wilayah Kabupaten Jember merupakan dataran rendah, dengan ketinggian tanah rata-rata 83 meter diatas permukaan laut dan merupakan daerah yang cukup subur dan sangat cocok untuk pengembangan komoditi pertanian dan perkebunan, sehingga dikenal sebagai daerah / lumbung pangan dan penghasil devisa negara sektor perkebunan di Propinsi Jawa Timur.

Secara keseluruhan Kabupaten Jember memiliki luas 3.293,34 Kilometer persegi dengan rincian sebagai berikut :

  1. Luas wilayah ( Km2) menurut klasifikasi lereng ( Th 2004 )

      – Kemiringan 0 – 2 º                  : 1.205,40 Km2

      – Kemiringan 2 – 15 º                 :   678,87 Km2

      – Kemiringan 15 – 40 º             :     355,12 Km2

      – Kemiringan diatas 40 º            : 1.053,92 Km2

  1. Luas wilayah ( Km2) menurut ketinggian tempat ( meter dpal )

      – Ketinggian tempat       0 – 25 :   654,32 Km2

      – Ketinggian tempat     25 – 100            :   638,16 Km2

      – Ketinggian tempat   100 – 500 : 1.240,80 Km2

      – Ketinggian tempat   500 – 1.000          :   522,51 Km2

      – Ketinggian tempat   1.000 – 2.000         :   206,32 Km2

      – Ketinggian tempat   diatas 2.000           :     31,33 Km2

c. Luas wilayah ( Km2) menurut Jenis Tanah

      – Aluvial                                    :   254, 33 Km2

      – Gley                           :   401,83 Km2

      – Regosol                       :   596,14 Km2

      – Andosol                       :   205,22 Km2

      – Mediteran                    :     131,56 Km2

      – Latosol                        :   1.704,25 Km2           

d. Luas Wilayah ( Ha ) menurut Jenis Penggunaan lahan

      – Perkampungan                        : 31.500,08 Ha              ( 9,57 % )

      – Sawah               &nb
sp;                                : 86.685,56 Ha             ( 26,32 % )

      – Tegal/Ladang                          :   43.782,37 Ha ( 13,29 % )

      – Perkebunan                             : 34.590,46 Ha               ( 10,50 % )

      – Tambak                                  :     358,66 Ha              (   0,11 % )

      – Rawa                                      :       35,62 Ha              (   0,01 % )

      – Hutan                                     : 121.039,61 Ha             ( 36,75 % )

      – Semak / padang rumput           :       389,06 Ha             (   0,09 % )

      – Tanah tandus/lhn Kritis :     1.469,26 Ha            (   0,45 % )

      – Lain-lain                                  :     5.593,26 Ha            (     2,91 % )

 

II. IDENTITAS KOMODITAS

No

Komoditas

Varietas

Ciri-ciri umum Varietas

Warna,aroma,rasa dll

Kecamatan

Waktu tanam

Bulan Panen

/Puncak panen

 

1

 

Jeruk

 

Siam

 

    Lebar tajuk 2,5 – 3 m

    Tinggi tanaman 2 – 3,5 m

    Bentuk tanaman payung

    Percabangan melengkung

    Warna cabang kecoklatan

    Bentuk batang bulat

    Lingkar batang 15-20 cm

    Warna daun bagian atas

     Hijau muda

   Warna daun bagian bawah hiaju tua

   Lebar daun 3 – 6 cm

   Panjang daun 6-9 cm

   Tepi daun rata

   Bentuk bunga seperti lonceng

   Jumlah bunga/tandan 6-9 bunga

   Jumlah bunga jadi buah 6-8 buah

   Warna buah muda hijau tua

   Warna buah matang hijau kekuningan-   kuning

   Bentuk buah bukat

   Lingakar buah 22-28 cm

   Diameter buah 7-9 cm

   Tebal kulit buah 1,3-1,7 mm

   Warna daging buah Orange

   Jumlah Septa tiap buah   9 – 12

   Rasa buah manis segar

   Aroma buah Lembut segar

   Sifat buah agak Tahan simpan/tahan angkutan

 

 

Umbulsari

  Semboro

  Jombang

  Kencong

  Gumukmas

  Bangsalsari

  Sumberbaru

 

Th.2000 – 2002

(Bln. Nopember – Maret )

 

Maret– Oktober/

Juni-Juli

 

 

III. PROFIL WILAYAH SENTRA

  1. Kondisi Lahan dan Agroklimat

N0

Kecamatan

Lahan

Agroklimat

Jenis Tanah

Topografi

PH

Jumlah hari

basah dan

kering

Tinggi Tempat

(m dpal )

Curah hujan

Kelembaban

Suhu

(ºC )

1.

 

2.

 

3.

 

4.

 

5.

Umbulsari

 

Semboro

 

Jombang

 

Kencong

 

Gumukmas

Aluvial, Gley, Latosol.

Aluvial, Gley, Latoso, Andosol.

 

Aluvial, Gley, Regosol.

Aluvial, Gley, Regosol.

 

Aluvial, Gley, Regosol,Latosol

Datar

 

Datar

 

Datar

 

Datar

 

Datar

6-7

 

6-7

 

6-7

 

6-7

 

6-7

94

 

108

 

98

 

98

 

84

25

 

25

 

0-25

 

0-25

 

0-25

125,9

 

134,7

 

126,3

 

126,9

 

106,8

88 – 92

 

88 – 92

 

88 – 92

 

88 – 92

 

88 – 92

22 -32

22 -32

 

22 -32

22 -32

22 -32

 

22 -32

6.

 

Bangsalsari

 

Aluvial, Gley, Andosol,Latosol

 

Datar, Landai,Lereng, Berbukit.

 

6-7

 

128

 

25-500

 

195,7

 

88 – 92

 

22 -32

 

 

7.

 

Sumberbaru

Aluvial, Gley, Regosol, l,Latosol

Datar, Landai ,Lereng, Berbukit

 

6-7

148

25-500

 

175,1

 

88 – 92

 

 

  1. 2.Data Panen dan Produktivitas

 

LAPORAN JUMLAH TANAMAN YANG MENGHASILKAN DAN PRODUKSI TANAMAN BUAH JERUK SIAM

PROPINSI

: 35 JAWA TIMUR

TANAMAN

: JK JERUK SIAM

Tahun :

2012

 

Triwulan I

Triwulan II

Triwulan III

Triwulan IV

Jumlah

Tan. Hasil

Produksi

Tan. Hasil

Produksi

Tan. Hasil

Produksi

Tan. Hasil

Produksi

Produksi

(pohon)

(kuintal)

(pohon)

(kuintal)

(pohon)

(kuintal)

(pohon)

(kuintal)

(kuintal)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

JEMBER                      

273,684

31,088

932,865

384,524

1,066,748

603,049

363,304

176,122

1,194,783

Sumber : Badan Pusat Statistika

3. Hama Penyakit yang menyerang komoditas unggulan dan Upaya Pengendaliannya.

Hama utama yang menyerang komoditas unggulan khususnya komoditas Jeruk Siem antara lain :

Hama Utama

Hama Kutu-kutuan ( hama penghisap ) antara lain :

         Kutu Daun Jeruk Tropis ( Toxoptera citricidus )

         Kutu Psyllid Jeruk ( Diaphorina citri )

         Lalat hitam jeruk ( Aleurocanthus woglumi )

         Kutu Dompolan Putih ( Pseudococus citri )

Upaya Pengendalian :

         Pemangkasan cabang tidak produktif agar kelembaban kebun dapat terjaga pada kondisi yang tidak mengfuntungkan bagi perkembangan hama ;

         Pengendalian menggunakan pestisida anjuran ;

         Pengendalian secara serempak dalam hamparan kelompok pada periode tertentu ;

         Menggunakan alat perangkap.

Hama Kumbang Pemakan Daun

Upaya Pengendalian :

         Pengendalian menggunakan pestisida anjuran ;

         Pengendalian secara serempak dalam hamparan kelompok pada periode tertentu ;

Hama Kumbang Pemakan Daun ( Maleuterpes dentipes )

Upaya Pengendalian :

         Pengendalian menggunakan pestisida anjuran ;

         Pengendalian secara serempak dalam hamparan kelompok pada periode tertentu ;

Hama Penggorok Daun ( Phyllocnistis citrella )

Upaya Pengendalian :

         Pengendalian menggunakan pestisida anjuran ;

         Pengendalian secara serempak dalam hampa
ran kelompok pada periode tertentu ;

Hama Tungau Merah Jeruk ( Tetranychus sp )

Upaya Pengendalian :

         Pengendalian menggunakan pestisida anjuran ;

         Kelembaban kebun dijaga agar tetap rendah ;

         Mengatur pangkasan agar sirkulasi dan intensitas cahaya dapat optimal keseluruh bagian tanaman.

Penyakit Utama :

Penyakit Bercak Daun /Brown Spot

Upaya Pengendalian :

– Pengendalian menggunakan pestisida/fungisida anjuran ;

– Kelembaban kebun dijaga agar tetap rendah ;

– Mengatur pangkasan agar sirkulasi dan intensitas cahaya dapat optimal keseluruh bagian tanaman.

Penyakit Jamur Tepung ( Oidium tingitatinu )

Upaya Pengendalian :

– Pengendalian menggunakan pestisida/fungisida anjuran ;

– Kelembaban kebun dijaga agar tetap rendah ;

– Mengatur pangkasan agar sirkulasi dan intensitas cahaya dapat optimal keseluruh bagian tanaman.

Penyakit Blendok/gom ( Phytophthora sp )

– Pengendalian menggunakan fungisida anjuran ;

– Pencegahan dengan malabur batang menggunakan bubur california – Perbaikan Drainase ;

– Kelembaban kebun dijaga agar tetap rendah ;

– Mengatur pangkasan agar sirkulasi dan intensitas cahaya dapat optimal keseluruh bagian tanaman.

Penyakit Kulit Diplodia ( Botryodiplodia theobromae )

   – Sekitar kulit terserang terinfeksi di potong/dikupas dan dioles        pestisida/fungisida anjuran ;

– Pencegahan dengan malabur batang menggunakan bubur california – Perbaikan Drainase ;

– Kelembaban kebun dijaga agar tetap rendah ;

– Mengatur pangkasan agar sirkulasi dan intensitas cahaya dapat optimal keseluruh bagian tanaman.

4. Sumber Pengairan.

Budidaya jeruk siam di Kabupaten Jemeber dilakukan dilahan sawah tehnis dengan sumber pengairan dapat dilakukan sebagai berikut ;

– Pengairan dengan menggunakan irigasi tehnis melalui saluran pengairan

– Pengairan melalui pompa air dengan mmengambil air dari sungai .

5. Dukungan Infra Struktur/Sarana dan Prasaraana yang disediakan oleh Pemerintah di Daerah Sentra.

– Khusus didaerah Sentra Jeruk telah dipersiapkan Klinik Agribisnis Agribisnis yang berfungsi sebagai tempat konsultasi / rujukan bagi petani jeruk di Kabupaten Jember.

– Fasilitas Pasca Panen terutama alat sortasi ;

– Kebun bibit bebas CVPD yang pengelolaannya dilakukan oleh Dinas Tehnis

– Pengolahan hasil dengan kemitraan Perguruan Tinggi / Politehnik Jember ;

6. Jaminan Keamanan

Keamanan di kawasan sentra jeruk dilakukan secara swadaya dengan dibantu oleh aparat , dimana pengamanan diutamakan pada saat tanaman berbuah. Pengamanan dilakukan secara kolektif dengan masing-masing pemilik menugaskan tenaga keamanan yang berasal dari keluarga petani dalam kawasan kelompok.

 

IV. PROFIL USAHA TANI

No

Uraian

Isi

A

1

 

 

 

2

 

 

 

 

3

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

4

 

 

 

 

5

 

 

 

 

 

 

On Farm ( budidaya )

Bibit

– Asal bibit

 

 

Pemupukan

– Jenis Pupuk

– Dosis Pupuk

 

 

Pengendalian OPT

– Hama Penyakit Utama

 

 

 

– Cara Pengendalian

 

Pengairan

– Sumber Pengairan

– Penyiraman

 

Pemeliharaan

-Sanitasi Kebun

 

– Pemangkasan

 

Panen

– Cara Panen

 

 

   Waktu Panen

 

 

Bibit berasal dari penangkar lokal , penangkar Dinas dan sebagian dari luar daerah jember ( Jateng , Tulungagung ) khususnya pada awal peengembangan jeruk di Jember.

 

Pupuk Organik (Bokhasi) dan Pupuk Anorgani ( NPK, ZA, KCL, SP 36 )

Pupuk Organik : 10 – 20 Kg/Phn/Th

Pupuk Anorganik : 1,5 – 6 Kg/Phn/Th

 

– Hama : Kutu-Kutuan ( Kutu dompolan putih, Diaphorina ciitri, Kutu Daun Jeruk,Lalat Hitam Jeruk , ) , Kumbang Pemakan Daun , Penggorok Daun Jeruk, Lala
t Buah, Tungau Merah Jeruk, Trips, Ulat pastur.

– Penyakit : Penyakit Tepung, Blendok , Kudis, Busuk Fusarium , Kapang Jelaga , Diplodia

– Cara kimia dengan Penyemprotan pestisida pestisida , Penyaputan batang , Sanitasi kebun , pengaturan drainase/kelembaban kebun,

 

Pengairan berasal dari Aliran Sungai irigasi tehnis dan Pompa air dari sungai.

Penyiraman dari air sumur, sungai.

 

 

Sanitasi dilakukan terhadap gulma , tanaman yang terinfeksi penyakit pada kondisi parah , tanaman yang terserang CVPD.

Pemangkasan dilakukan pemangkaasan bentuk dan pemangkasan ranting setelah masa panen.

 

Cara panen dilakukan dilakukan dengan sistim Tebasan, di Pannen sendiri oleh petani . Panen dengan memetik buah yang telah masak dengan warna kulit hiaju semburat kuning – warna kuning/ orange. Dan dilakukan sortasi sesuai kelas/ukuran buah.

Waktu panen dilakukan pada buah yang cukup tua dengan umur buah 6-7 bulan yang ditandai warna buah hijau semburat-orange, disesuaikan dengan permintaan pasar. Untuk pasar luar daerah dengan angkutan jarak jauh biasa dilakukan pemetikan buah berwarna hijau semburat kuning agar lebih aman dalam pengangkutan.

 

6

 

Off Farm

Pasca Panen dan Pengolahan

   Pasca Panen

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

– Sarana Pengolahan

 

Hasil panen buah jeruk dilakukan sortasi sesuai kelas/ukuran buah dan dilakukan packing dengan kotak kayu ukuran 50 Kg perkotak.

Bentuk pengolahan masih dilakukan dalam skala kecil/ rumah tangga dilakukan pada saat buah harga murah khususnya pada musim oanen raya dengan pembuatan minuman jeruk gelas maupun sirup jeruk. Bentuk olahan masih dalam penyempurnaan untuk dikaji dan dikembangkan dengan kerja sama/binaan Politehnik Jember.

Sarana pengolahan masih dalam skala usaha kecil dalam bentuk alat prosesing sirup buah jeruk.

B.

1

 

Pemasaran

 

 

– Bentuk Produk

Pemasaran hasil dalam bentuk produk Buah Segar.

 

– Tujuan Pasar

 

Tujuan pasar : Jogjakarta, Jakarta, Semarang, Surabaya dan Bali, Pasar lokal serta pasar antar daerah terdekat.

 

– Jarak Pasar

 

Pasar lokal : 5 – 40 Km

Pasar antar daerah terdekat : 40 – 100 Km

Pasar antar daerah terjauh : 200 – 1000 Km

 

– Cara Pemasaran

 

Pemasaran dilakukan dengan cara :

     Tebasan dilahan tanpa sortasi tanpa ditimbang , berdasarkan luasan lahan.

     Penjualan dilahan tanpa sortasi   dengan ditimbang

     Petani menjual langsung hasil panen ke pasar/diecer, yang biasanya dalam jumlah relatif kecil.

 

– Pelaku Pasar

Pedagang lokal dan pedagang luar daerah                    ( Pedagang Banyuwangi, Lumajang, Tulunagung, Jawa Tengah, Jakarta )

 

– Rantai Pemasaran

Rantai pemasaran dilapang terjadi sebagai berikut :

* Petani – Konsumen

* Petani   – Tengkulak/Pengecer – Konsumen

* Petani – Pedagang Pengepul – Lapak – Pengecer – Konsumen

 

Harga

Harga   ditingkat petani :

– Awal panen       : Rp. 2.000 – Rp. 2.500,-/Kg

   ( Bulan Maret – Mei )

– Panen Raya       : Rp. 1.600 – Rp. 2.000,-/Kg

   ( Bulan Juni – Agustus )

– Akhir Panen     : Rp. 3.000. – Rp. 3.500,-/Kg

   ( Bulan   September – Oktober )

 

V. PROFIL KELEMBAGAAN

1. Bentuk Rantai Pemasaran

* Petani – Konsumen

* Petani – Tengkulak/Pengecer – Konsumen

* Petani – Pedagang Pengepul – Lapak – Pengecer – Konsumen

2. Petugas Pertanian Lapangan

   Terdiri dari PPl, Mantan tani, PHP dan UPTD

3. Kelompok Tani

Kelompok tani yang pernah melakukan kemitraan adalah Kelompok Tani Sumber Makmur I Kecamatan Umbulsari telah melaksanakan Mitra Kerja dengan Koperasi Pasar Induk Jakarta dengan Kontrak dagang ± 450 ton/3 bulan, kontrak tersebut telah dijalankan sejak bulan Mei 2005 dan sampai sekarang kemitraan tersebut tidak berlanjut dikarenakan tidak adanya bentuk yang saling menguntungkan bagi petani . Proses terjalinnya kemitraan tersebut dipelopori oleh Disperindag Jatim dan Bank Jatim melalui Pasar Lelang Agribisnis yang diadakan di Surabaya.

Belum adanya mitra dagang besar dengan model plasma karena belum ada perusahaan industri pengolahan yang masuk ke kawasan sentra Kebun Jeruk di Kabupaten Jember. Demikian juga investor Nasional dan Asing belum ada yang menjalin kerjasama dengan petani jeruk di Kabupaten Jember.